Sabtu, 16 April 2016

Pola Persebaran pohon Kapuk (Ceiba petandra Gaertn.), Tanjung (Mimusops elengi L.), Kasia ( Casia siamea Lamk.), Ki Hujan (Samanea saman Merr.) di Lapangan Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Hasanuddin Makassar


Ki Hujan (Samanea saman Merr.)
            Pohon ki hujan (Samanea saman Merr.) dengan tinggi 10-25 m sangat rapuh, daun menyirip rangkap panjang sampai 30 cm, anak daun per sirip 2-10 ke arah ujung lebih besar berbentuk oval atau bulat telur terbalik. Bunga bongkol terdapat pada ketiak daun terkumpul 2-5 menjadi satu, panjang tangkainya 5-10 cm. Bersifat aktinomorf, kelopak berbentuk tabung berwarna hijau kemerah-merahan, bakal buah berambut, polong lurus atau bengkok sedikit, tidak bertangkai, tidak membuka, ditanam sebagai pohon peneduh. Perbanyakan alami tanaman ini dengan menggunakan biji.
 Tabel jarak persebaran pada Samanea saman Merr.
Anakan Ke
Jarak dari pohon induk
1
3,1 m
2
1,9 m
3
1,45 m
4
0,5 m
5
5,5 m
6
9 m
7
10,1 m
8
14 m
9
12 m
10
14 m
11
13 m


Gambar persebaran pada Samanea saman Merr.

Pohon Kasia ( Casia siamea Lamk.)
Pohon dengan tinggi 2-20 m, memiliki daun menyirip genap, anak daun oval sampai memanjang kerap kali melekuk ke dalam, bagian atas gundul dan mengkilap sedikit, bagian bawah berambut halus. Daun penumpu cepat rontok dan sangat kecil. Kelopak bunga terbagi menjadi 5, mahkota bunga berwarna kuning cerah, tangkai sari panjangnya ± 1 cm. Tangkai putik yang sama panjangnya dengan benang sari, buahnya termasuk buah polong dengan katup yang tebal dan sambungan buah yang tebal, biji berkeping dua, dalam satu buah dapat menghasilkan biji 20-30 biji. Perbanyakannya alaminya dengan menggunakan menggunakan biji.
Tabel jarak persebaran pada Kasia ( Casia siamea Lamk.)
Anakan Ke
Jarak dari pohon induk
Pohon induk ke
1
1,7 m
I (Satu)
2
10 m
I (Satu)
3
2 m
I (Satu)
4
7 m
I (Satu)
5
10,5 m
II (Dua)
6
6,5 m
II (Dua)
7
5,2 m
II (Dua)
8
4,1 m
I (Satu)
9
3,8 m
I (Satu)
10
2,3 m
II (Dua)

Gambar persebaran pada Kasia (Casia siamea Lamk.)







 

















Pohon Tanjung (Mimusops elengi L.)
Pohon tanjung (Mimusops elengi L) dengan tinggi sampai 15 m, daun panjang bulat telur-bulat memanjang, panjang 9-16 cm, yang termuda berambut coklat segera gundul. Bunga tunggal atau dua dalam ketiak daun, menggantung, berkelamin 2, berbau wangi. Daun kelopak dalam 2 karangan empat, perlahan-lahan menyempit. Mahkota sama panjangnya dengan kelopak, berwarna putih kotor, benang sari berjumlah 8 tertancap pada leher yang berambut dan berseling dengan staminodia yang ujungnya bergigi. Buah memanjang (2-3 cm) merah orange dengan kelopak yang tidak rontok. Biji 1 sisinya pipih berwarna hitam cokelat dalam daging buah berwarna muda. Perbanyakan alaminya dengan menggunakan biji.
Tabel jarak persebaran pada Tanjung (Mimusops elengi L.)
Anakan ke
Jarak dari pohon induk
1
2,5 m
2
1,5 m
3
1,5 m
4
3,5 m
5
3,5 m
6
3,5 m
7
1,5 m
8
2,5 m
9
2,5 m
10
2 m

Gambar penyebaran pada Tanjung (Mimusops elengi L.)
 
Pohon Kapuk (Ceiba petandra Gaertn.)
Pohon kapuk (Ceiba petandra Gaertn.) merupakan pohon dengan tinggi mencapai 70 m. Akar menyebar horizontal, di permukaan tanah. Batang dengan atau tanpa cabang, kadang-kadang berduri. Daun majemuk, berseling; memanjang - lanset, gundul. Bunga bisexual; kelopak menggenta, di bagian luar gundul; mahkota bunga memanjang-bulat telur terbalik, bersatu pada pangkal, biasanya berwarna putih kotor dengan bau seperti susu, di bagian dalam gundul dan di bagian luar berambut lebat seperti sutra; benang sari bersatu pada pangkal dalam kolom staminal, kepala sari bergelung atau seperti ginjal. Buah ketika masak berubah menjadi coklat, dengan banyak biji. Biji bulat telur, coklat tua, putih, kuning muda atau berwarna seperti sutra. Persebaran alaminya dengan menggunakan biji.
Tabel jarak persebaran pada pohon Kapuk (Ceiba petandra Gaertn.)
Anakan ke
Jarak dari pohon induk
1
6,5 m
2
5,5 m
3
5,6 m
4
5,8 m
5
10 m
6
8,5 m
7
8,5 m
8
6,8 m
9
6,7 m
10
6,6 m

Gambar persebaran pada pohon Kapuk (Ceiba petandra Gaertn.)


 Pada pohon beringin tidak ada biji yang berkecambah di bawah pohon induknya ini mungkin disebabkan buah beringin tersebut tidak dicerna oleh burung sehingga dormansi pada biji belum terpecahkan oleh enzim pencernaan pada burung. Tipe penyebaran pada tanaman beringin yaitu dengan bantuan burung (ornitokory) sehingga dormansi pada biji telah pecah akibat enzim pada sistem percernaan pada burung tersebut. Atau bisa juga perkecambahannya terhambat oleh adanya persaingan antara pohon induk dan anakan dan penyerapan nutrisi. Mungkin dan buah beringin tersebut terdapat senyawa yang menghambat pecahnya dormansi pada biji, sehingga tidak ada biji yang berkecambah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar